Monday, 17 January 2011

Mulanya Hanya Kaki


Hikayat Sebuah Kaki

Corat-coret

Kaki adalah organ dari manusia yang digunakan untuk menopang tubuh dan berjalan. Setiap Manusia pun memiliki kaki, meski terkadang beberapa manusia kurang beruntung. Seiring perkembangan jaman, kata "kaki" mengalami banyak perluasan makna atau dihubungkan dengan kata yang lain atau sekedar dimetaforakan, misal Kaki Gunung, Mata Kaki, Kaki Tangan, Kaki Kursi, bahkan Kaki langit. Inilah hebatnya manusia karena dapat menghubung-hubungkan antara kata yang satu dengan kata yang lain sehingga menghasilkan makna yang baru.

Kaki memiliki banyak fungsi, misal untuk bermain bola, berlari, melompat, bahkan menendang. Kaki pun sekarang pun tak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi mobil, gedung, meja, dan Pemerintahan. Kaki-kaki di negeriku pun unik, fungsi-fungsi kaki seolah begitu beragam, misal kadang bisa menendang orang yang benar lalu menjadi salah, menendang orang yang tak sepaham, atau menendang lawan politik yang membahayakan. Di negeriku, banyak kaki-kaki yang berwujud manusia, mereka adalah kaki-kaki tangan dari pejabat, pemerintah, atau perusahaan yang besar. Kaki tangan-kaki tangan itu haus uang dan demi uang rela membunuh. Banyak tokoh yang baik di negeriku terbunuh oleh kaki-kaki tangan orang jahat, misal Munir, Wiji Thukul, aktivis tahun 1997-98,dll. Kaki tangan itu akan lari terbirit-birit ketika kelakuannya mulai terbongkar media. Kaki tangan itu akan berkelit dengan sekuat lidahnya untuk berbohong.

Kaki tangan negeriku memakai jas impor, berdasi, dan hem lengan panjang yang bersih, terkadang mereka bergelar Sarjana S1, Doktor, bahkan lulusan SD ada. Kaki tangan negeriku berseragam, seragamnya pun macam-macam jenisnya, dari seragam kantor pajak, seragam polisi, seragam TNI, seragam partai, bahkan  seragam tukang ojek dan parkir. Kaki tangan negeriku suka naik mobil mewah dan angkot, suka minum-minum hingga mabuk, bahkan suka perempuan muda. Kaki tangan di negeriku ada banyak jenisnya, dari kaki tangan kelas kecoa hingga kaki tangan kelas pejabat. Namun, satu hal yang disukai kaki tangan negeriku,yaitu suka menyimpan kebusukan. Kaki tangan negeriku mirip kantong sampah yang berjalan karena suka membawa sampah atas kejahatannya. Kaki tangan negeriku suka judi Macao, plesiran di Bali, dan membeli hukum. Setiap hari, Aku melihat kaki tangan-kaki tangan itu muncul di televisi, mereka diwawancarai seolah penting, mereka ngotot dengan pendapatnya, mereka berkelakar tentang prestasi palsunya, mereka mengucapkan lelucon, mereka pun suka memandangi presenternya yang cantik-cantik dengan dadanya yang montok. Di negeriku pun ada kaki raksasa yang ampuh, tak ada yang bisa melawannya, tak terpantau jejaknya, tak kelihatan bentuknya. Meski orang itu menjabat presiden, orang itu takkan mampu menangkap kaki raksasa itu. Kaki raksasa itu suka menginjak-injak hukum di negeriku, menendang HAM, suka ikut rapat di DPR, bersliweran di Istana Negara, naik pesawat, suka disco di klub-klub malam, bahkan suka mengunjungi daerah-daerah bencana. Untungnya, kakiku tak seperti itu, sebab dia hanya bisa berjalan, berlari,  menekan gigi motor, dan naik-turun saat mendengar musik, apalagi musik dung-dat,hehehe. 


  
Jejak Kaki Tangan

No comments:

Post a Comment