Thursday, 19 May 2011

Filosofi Menuang

Menuang adalah proses memberikan sesuatu ke sebuah wadah, misal menuangkan teh ke cangkir, menuangkan ide ke tulisan, menuangkan sirup ke gelas, dll. Seluruh siklus kehidupan ini seolah hanyalah tentang menuangkan. Tak percaya? Pelukis menuangkan idenya dengan karya lukisannya, orang tua menuangkan kasih sayangnya dengan merawat anaknya, penyair menuangkan karyanya dengan puisi.

Jalan hidup manusia pun seolah hanya menuang, yaitu akan menuangkan hal yang baik atau yang buruk. Langit pun sering menuang hujan untuk tanah yang kering dibakar kemarau. Kehidupan, waktu, riwayat seseorang seolah air yang tertuang ke tanah, meresap untuk musnah, meski menuangkan dapat dilakukan secara berkali-kali. Seorang penyair dapat menuangkan ide kreatifnya ke dalam puluhan lembar puisi yang gagal ditulis.

Teruslah menuang, sebab kehidupan ini akan terus menuang tanpa henti, peristiwa dan kejadian akan terus silih berganti, tak peduli Anda sedang tidur atau berlari. Berpaculah dengan waktu yang terus menuang setiap detiknya tanpa henti, meski jam tangan Anda mati. Semua  manusia kini sedang berjalan untuk menuangkan kehidupannya pada setiap hari yang terlewat, pada setiap malam yang dilaluinya. Ingatlah, sebuah teko tak akan terus bisa mengisi setiap cangkir yang kosong, seperti kehidupan yang suatu saat akan berhenti menuang.

Menuang

No comments:

Post a Comment