Meskipun semenjak kelas tiga SMA telah jarang naik mobil angkutan desa, saya masih bisa merasakannya, seolah baru terjadi beberapa waktu yang lalu. Duduk di kabin paling depan dengan jendela kaca yang terbuka lebar. Kotak bermesin ini terasa mulus berjalan saat melintasi berbagai jalan dan tikungan. Pematang sawah seolah terlempar ke belakang ketika begitu terpaku memandangi situasi luar apalagi ketika lajunya begitu cepat.
Entah apapun jenis mobil itu atau pabrikkannya tahun berapa, aku tetap kagum terhadap semua jenis mobil, yaitu saat melihat kaca lampunya, jok-jok kursinya, keempat rodanya, dan yang paling utama stir bundarnya. Ketika berada di dalam lalu merasakan getaran mesinnya, membuat diri ini tak sabar untuk menyusuri semua jalan yang ada. Setiap pemadangan apapun apabila muncul di kaca mobil yang sedang berjalan akan tetap menarik.
Saat berbicara soal mobil, aku ingat sebuah filosofi tentang mobil, yaitu kenapa kaca depan mobil dibuat lebih besar daripada spion? artinya adalah dalam kehidupan ini yang di depan lebih penting dari yang ada di belakang, kita harus selalu melihat ke depan dan jangan terlalu sering melihat ke belakang, sebab bisa membuat kita kecelakaan yang fatal, khususnya untuk kehidupan kita. Bagiku, mobil seperti takdir yang membawa kita ke sebuah tujuan. Untuk itulah kita harus selalu melihat ke depan.
Mobil Tua yang Tetap Menarik Mata
No comments:
Post a Comment