1. Corat-coret
Saat selesai jam istirahat, rekan kerjaku tiba-tiba memberiku link tentang Aidit. Inilah pertemuanku dengan tokoh Aidit siang ini. Aku pernah mendengar tentang orang ini, tapi hanya sekilas-sekilas.
Aku tak begitu mengenal secara mendalam tentang tokoh yang satu ini, tapi setahuku dia adalah ketua umum PKI ketika tahun 60-an ke atas. Aku pun pernah mendengar bahwa beliau ini orang yang sangat berani, salah satunya adalah meminta kepada Presiden Soekarno agar kaum buruh/petani dipersenjatai sehingga menjadi Angkatan ke-5 setelah AU, AD, AL, dan Polisi. Latar belakang ide tersebut adalah demi terjaganya situasi revolusioner ketika itu, serta untuk berjaga-jaga apabila diserang secara mendadak oleh negara Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme kala itu, Malaysia dianggap ancaman yang paling nyata oleh RI saat itu. Banyak kalangan, politisi, TNI-AD khususnya, lawan-lawan politik PKI, menggangap bahwa dengan mempersenjatai kaum buruh dan petani, PKI akan memberontak untuk merebut kekuasaan, lalu mendirikan Negara Komunis seperti Soviet. Hal tersebut begitu ditakuti oleh Patriot Republik, yaitu TNI dan kaum agamawan yang menggangap PKI adalah Ateis. Dugaan ini sampai sekarang belum terbukti.
Di luar Indonesia ketika tahun 50-an sampai 60-an sesungguhnya sedang terjadi Perang Dingin antara Blok Barat (Amerika dan sekutunya) dan Blok Timur (diwakili Rusia alias Uni Soviet). Presiden Soekarno adalah orang yang paling getol menghadapi Barat, bahkan memprakarsai GNB (gerakan Non-Blok dan memutuskan keluar dari PBB).Perang Dingin adalah perang ideologi dan perlombaan membuat senjata yang tercanggih. Indonesia adalah salah satu negara yang diperebutkan oleh kedua blok ketika itu. Dua ideologi, yaitu Komunisme dan Kapitalis saling berebut pengaruh di Republik ini. PKI ketika itu termasuk dalam empat partai terbesar saat itu. Di Indonesia, banyak anggota TNI ketika itu tak menyukai PKI dan inilah celah yang digunakan Barat untuk menyingkirkan PKI (Ingat, TNI pernah bersitegang dengan PKI gara-gara Peristiwa Madiun Affairs). Sebuah skenario besar disusun Barat dan Braaaak!!!peristiwa G-30 S terjadi. Angkatan bersenjata akhirnya menyalahkan PKI tentang penculikkan para jenderal besar sehingga seluruh rakyat pun berburu orang PKI, seperti berburu celeng di hutan. Anggota PKI pun dihukum tanpa proses hukum, bahkan banyak yang mati sia-sia tak ketahuan juntrungannya, meski jenazahnya.
2. Tuan Aidit
Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit (30 Juli 1923 – 22 November 1965), adalah Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI). Ia dilahirkan dengan nama Achmad Aidit di Pulau Bangka, dan dipanggil “Amat” oleh orang-orang yang akrab dengannya.
Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada 1940, ia mendirikan perpustakaan “Antara” di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang (“Handelsschool”). Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Prof. Mohammad Yamin. Beliau juga banyak menulis buku dan artikel.
Setelah PKI dituduh menjadi dalang penculikkan, muncul beberapa versi tentang kematian DN Aidit ini. Menurut versi pertama, Aidit tertangkap di Jawa Tengah, lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali, kemudian ia dibawa ke dekat sebuah sumur dan disuruh berdiri di situ. Kepadanya diberikan waktu setengah jam sebelum “diberesi”. Waktu setengah jam itu digunakan Aidit untuk membuat pidato yang berapi-api. Hal ini membangkitkan kemarahan semua tentara yang mendengarnya, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan emosi mereka. Akibatnya, mereka kemudian menembaknya hingga mati. versi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Betapapun juga, sampai sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.
Tulisannya, di antaranya adalah:
Perjuangan dan adjaran-adjaran Karl Marx (1955)
Revolusi Oktober dan rakjat2 Timur (1957)
37 tahun Partai Komunis Indonesia (1957)
Masjarakat Indonesia dan revolusi Indonesia: (soal² pokok revolusi Indonesia) (1958)
Sendjata ditangan rakjat (1958)
Kalahkan konsepsi politik Amerika Serikat (1958), dll.
Aidit: Orang Pintar dan Berani
Aidit Begitu Dekat dengan Soekarno
No comments:
Post a Comment