Wednesday, 16 March 2011

Revolusi dan Revolusi

Dahulu, kata "revolusi" identik dengan konsep dari sebuah ideologi, yaitu Komunis (ideologi yang lebih radikal/ekstrem dari ajaran Marxisme karya Karl Marx). Konsep ini diteriak-teriakkan oleh jutaan kaum buruh dan petani di seluruh dunia di bawah naungan Partai Komunis. Tujuannya jelas, yaitu ingin menciptakan sebuah negara berpemerintahan komunis, yaitu masyarakat tanpa kelas dan penghapusan hak milik pribadi. Para komunis meyakini bahwa sejarah manusia bisa dilihat dari alat-alat produksinya, misal petani yang hidup menderita dengan kungkungan sistem feodal para tuan tanahnya dan para buruh yang dihisap tenaganya dengan upah kecil dan jam kerja yang tinggi di bawah pabrik-pabrik milik para kapitalis. Untuk itulah Komunis muncul sebagai ajaran yang menawarkan pembebasan atau jalan keluar dari sistem kapitalis yang menindas dan menghisap. Gara-gara ideologi ini, dunia pernah terpecah menjadi dua, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Perang Dingin sesungguhnya adalah perang pengaruh ideologi.



Seungguhnya, ada konsep dari Marxisme yang abadi meskipun jaman selalu berubah dan berganti, yaitu konsep Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis. Materialisme Dialektika adalah konsep bahwa apapun yang ada di dunia ini sesungguhnya telah bertentangan atau berlawanan, misal dalam masyarakat, yaitu kaum kaya dan kaum miskin atau pekerja dan pemilik modal (inilah pertentangan itu). Sedangkan, Materialisme Historis adalah konsep bahwa sejarah manusia dapat dilihat dari alat-alat produksinya (alat-alat atau sistem yang digunakan manusia untuk bertahan hidup alias bekerja) sehingga setelah mengetahui bahwa hidup mereka di bawah sistem yang menghisap dan merugikan maka manusia harus segera mengubah sejarahnya yang buruk itu, sebab manusialah yang memilki andil 99% untuk menentukkan sejarah manusia itu. Proses perubahan inilah yang disebut sebagai Revolusi. Beberapa negara yang saat ini masih menganut sistem Komunis meskipun sudah ada modifikasi di sana-sini adalah Rusia, Cina, Korea Utara, Vietnam, Cuba, dll.

Di tahun 2011, kata "revolusi" menjadi begitu produktifnya, seiring dengan pergolakkan yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Padahal, sebelumnya, kata "revolusi" terasa usang dan tidak relevan dengan jaman ini (begitu relevan di tahun 50-70-an). Namun, kata "revolusi" kini menjadi begitu akrab di telinga kita. Kini revolusi seolah keluar dari jalurnya, yaitu terlepas dari ideologi Komunis. Kini revolusi begitu relevan dengan perlawanan rakyat kecil dengan penguasa yang lalim dan otoriter dengan kekuasaannya. Di Tunisia, revolusi terjadi untuk melawan Presiden Ben Ali yang lalai akan tugasnya untuk menyejahterakan rakyat dan telah berkuasa sekitar 30-an tahun lebih. Ben Ali justru memperkaya dirinya sendiri sehingga rakyatnya terlantarkan (tujuan revolusi ini bukan untuk mendirikan negara komunis). Di Mesir, perlawanan rakyat juga terjadi karena Mubarrak yang telah berkuasa lama dan tak menghiraukan keadaan rakyatnya (tujuan revolusi ini juga bukan untuk mendirikan negara komunis). Di Libya, proses revolusi juga sedang terjadi untuk melawan Khadafi.

Revolusi kini begitu relevan dengan perlawanan yang lemah melawan yang kuat dan tak terkait lagi dengan ideologi kiri, yaitu Komunis, serta perlawanan rakyat dengan pemerintahan yang lalim. Revolusi! Revolusi! Revolusi! teriakkan yang begitu fleksibel dengan perlawanan terhadap yang kuat, apapun itu.

No comments:

Post a Comment