Monday, 6 June 2011

Menulislah agar Dikenang

Menulis ibarat pekerjaan yang sekali selesai. Bila itu menulis buku maka buku itulah hasilnya, lalu seiring waktu, buku itu hanya diselipkan pada rak atau dikilokan untuk dijual. Seorang penyair menulis puisi maka puisinya bisa saja menjadi hiasan terakhir pada sebuah lukisan, sekedar koleksi saja, atau bungkus kacang. Inilah konsekuensi dari menulis dan takdir untuk tulisan.
Namun, proses menulis bukanlah sia-sia, sebab proses menulis identik dengan sebuah perjalanan. Semakin banyak yang ditulis maka akan membuktikan bahwa dia penulis yang berpengetahuan luas dan handal. Proses menulis adalah sebuah pembentukkan diri dari waktu ke waktu, menempa kemampuan kita dari hari ke hari. Seorang penulis yang hebat akan terlihat dari hasil tulisannya.
Sebuah tulisan sesungguhnya adalah jejak, jejak dari si penulis atau jejak dari sebuah masa yang pernah ada. Untuk itu, menulislah agar entah suatu saat ada yang membaca tulisan kita, meski setelah kita tiada. Banyak penulis yang dikenang dari masa ke masa, jaman ke jaman karena tulisannya yang bagus, misal Shakespeare dengan Romeo and Juliet-nya atau Chairil Anwar dengan puisinya yang berjudul Aku.

Pada Suatu Saat, Kita akan Diingat karena Sebuah Tulisan

No comments:

Post a Comment