Monday, 5 December 2011

Irama Sebuah Hari

Irama seringkali mengatur baris-baris nada hingga menjadi sepotong lagu yang teratur. Seringkali, kita juga akan merasa bahwa hari-hari yang dilewati dan telah terlewati seperti sebuah rangkaian irama. Beberapa merasakan hal ini, tetapi bagi banyak orang, irama ini sering hilang. Irama ini tertelan oleh berbagai kesibukkan yang membuai. Siklus hari-hari yang lampau dan yang akan datang pun teratur, pagi menjadi siang, siang menjadi sore dan seterusnya. Bahkan, tubuh yang sehat pun seolah teratur untuk kadangkala menjadi sakit.
Beberapa hari yang lalu, tentunya, kita pernah merasa bahwa sebuah hari  sedang berada di nada yang tinggi. Inilah tak sederhananya sebuah hari. Kita tak bisa menentukkan hari atau mengaturnya. Jelasnya, kita hanya bisa berdampingan saja dengannya, setuju? Sesekali waktu, kita pasti pernah menemukan hari yang terbaik. Ketika itu, kita begitu sangat merasa nyaman, bersemangat, dan berbahagia hingga kita tak rela untuk mengakhirinya. Hari memang berganti baru meski dengan nama yang sama, tetapi suasana dalam sebuah hari yang pernah ada takkan pernah sama. Hari akan mirip sebuah baris-baris puisi, yang suatu hari akan dibaca habis oleh pembaca. Untuk itu, beramah-tamahlah dengan sebuah hari yang terkadang cair, angkuh, dan mendinginkan.



No comments:

Post a Comment