Thursday, 3 May 2012

Sedikit Tentang Mural

"Mural dan Graffiti itu seperti anjing pipis." - Hilarius Taryanto, Dosen Antrhopologi UI.
Barangkali, maksud dari ungkapan itu adalah sebuah mural hanya akan muncul sekali dengan meninggalkan pesan berbentuk tanda berupa lukisan. Begitu saja, tanpa harus dirawat, dilindungi, atau diabadikan untuk terus tergambar di dinding atau tembok karena seiring waktu, cuaca akan menghapusnya. Mural adalah seni kontemporer untuk melepas daya kreatif agar  menjadi sebuah karya seni.
Ketika melihat  mural, mata kita akan diajak berdialog tentang apa makna dari goresan yang terkadang membentuk sebuah objek itu. Barangkali, penggiat mural akan lebih puas bila mengomunikasikan melalui sebuah mural. Inilah keanekaragaman seni rupa masa kini, banyak media yang bisa digunakan.

Mural adalah sejenis komunikasi visual yang begitu banyak ditemui akhir tahun 2000-an ini. .Selain menyiratkan karya seni  yang apik, mural  kini telah menjadi trend di berbagai kota untuk mengisi kekosongan ruang di dinding kota atau beton-beton jalan layang yang kosong. Warna-warnanya yang menyolok mata, begitu menggoda mata untuk meliriknya, bahkan mengamatinya berlama-lama. Awal mulanya, mural adalah seni pemberontakan dan protes sosial.  Kita bisa melihat ketika perang kemerdekaan tahun 1945, misal para pejuang menggambar bendera Merah Putih di tembok-tembok kota atau gerbong. Tujuannya, yaitu untuk membuktikan bahwa perjuangan masih akan terus ada.


Seiring zaman, grafiti dan mural diadopsi untuk pesan komersial ataupun kampanye lingkungan. Lukisan mural ini sering diselingi kampanye lingkungan, kritik sosial, dan pesan sosial dengan warna yang hidup. Kini, mural pun banyak dipakai provider untuk mengiklankan  produknya. Coba lihat saja pemandangan di sekitar kita. 



Kita pasti sepakat bila  Jogja adalah kota mural. Hampir di setiap sisi jalan atau sudut kota, pengguna jalan akan menemui berbagai macam mural dengan berbagai tema dan konsep, misal pada penyangga jembatan fly over di seluruh Jogja. Motif goresannya pun bermacam-macam, misal motif batik, objek-objek tertentu,  hanya ornamen garis-garis, dll.



 C



oba Kinidiselingi kampanye lingkungan dan pesan sosial dengan warna mencolok.

No comments:

Post a Comment