Mei adalah bulan yang memiliki tiga hari besar di Indonesia. Selain hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Hari Pendidikan (2 Mei), Hari Buruh (1 Mei) juga diperingati di bulan ke kelima ini. Kemarin, saat pulang kerja, dua orang aktivis memberikan pamflet ini. Pertama, saya kira kertas yang diberikan adalah pamflet penawaran jasa atau barang, tetapi ternyata sebuah pamflet propaganda atau ajakan untuk berdemo. Hari ini pun memang telah terjadi long march buruh di Jogja. Kabarnya, konsentrasi massa akan dipusatkan di Gedung Agung.
Muda-Berani-Militan inilah tagline yang digariskan oleh Konfederasi KASBI. Warna merah dan bentuk bintang di huruf A semakin menambah lagi semangat perjuangan. Rupanya, ini adalah konfederasi resmi yang memiliki kekuatan hukum. Konfederasi ini berisi orang-orang yang peduli dengan kaum buruh, kaum yang sering identik dengan upah rendah, jam kerja yang tinggi, dan pekerja yang tak diperhatikan atau terpinggirkan. Kenapa mereka bisa terpanggil untuk memperjuangkan buruh, saya kira ada tangan Tuhan di antara mereka.
Persoalan buruh di Indonesia memang pelik apalagi UU Ketenagakerjaan yang seolah dianggap "Kejahatan Struktural" dari Pemerintah Indonesia. Artinya, UU itu legal atau resmi, tapi justru membuat celaka kaum buruh. Apa artinya ini, buruh mau tidak mau harus menerimanya. Ya, UU Ketenagakerjaan sekarang memang masih melegalkan untuk sistem kontrak atau outsourching. Inilah yang membuat pekerja harus menyetujui untuk tidak diberi jaminan kehidupan yang layak. Banyak hal rumit yang harus diselesaikan oleh Pemerintah dan para pengusaha untuk menyejahterakan kaum buruh.
Saya sebagai salah satu pekerja kontrak pun sering berpikir, bagaimana bila sewaktu-waktu diputus kontrak atau masa kontrak habis. Masih beruntung jika usia masih muda sehingga saya bisa mencari pekerjaan lain, bagaimana bila umur sudah terlanjur tua dan tidak memenuhi kriteria pekerjaan. Perasaan inilah mungkin yang membuat beberapa orang aktivis untuk bersimpati kepada buruh, lalu berdemo setiap tanggal 1 Mei. Untuk itu, kepada siapa lagi kaum buruh meminta bantuan jika tidak kepada kaumnya sendiri karena Pemerintah dan para pengusaha memikirkan dirinya sendiri.
Pamflet 1
Pamflet 2
No comments:
Post a Comment