Wednesday, 27 February 2013

Voltaire (1664-1778)

Pada abad ke-17, puisi Prancis tidak ada kemajuan karena ditekan Rasionalisme. Menjelang abad ke-18 semangat puisi sudah kembali dan terus sampai menjelma menjadi suatu pergerakan yang maha dahsyat dalam Revolusi Prancis dan Pergerakan Romantisisma dalam dunia sastra.

Voltaire (1664-1778) adalah seorang penulis yang produktif. Dari penanya lahir puisi, drama, surat-surat, dan buku sejarah.Dalam tulisannya inilah ditemukan pendapat-pendapatnya tentang sastra. Namun, Voltaire juga merupakan orang yang berjasa memperkenalkan Shakespeare kepada orang-orang Prancis.

Mula-mula Voltaire juga seorang yang menyokong tradisi Prancis yang dikembangkan oleh Corneille dan Racine, yaitu drama harus mempunyai efek-efek perasaan, drama harus mengharukan, dan menarik perhatian kita. Kesatuan tempat, waktu, dan perbuatan juga harus dipertahankan. Panggung tak boleh kosong, tokoh-tokoh yang tak punya peranan tak boleh muncul. Tragedi, menurut pendapatnya haruslah tinggi, pathetic, dan theatrical. Sesudah bermukim beberapa tahun di negeri Inggris, ia berubah haluan dan menjadi penggemar drama-drama shakespeare untuk 20 tahun lamanya (1830-1850).

Dibandingkan dengan drama-drama Prancis, drama Shakepeare lebih mempesona. Tragedi-tragedi Shakespeare hidup, sarat dengan humor, dan tak kurang dengan adegan-adegan yang  menggembirakan, sekalipun tragedi identik dengan suram. Sebaliknya, drama-drama Prancis kaku dan dingin. Terjemahan Shakespeare pun muncul dalam bahasa Prancis. Shakespeare menjadi dramatis yang paling digemari di seluruh pelosok Prancis. Pada akhir hidupnya, Voltaire yang tak pernah menjadi menurut, terutama dlam selera sastra, lalu kembali menganut aliran yang lama, yaitu Corneille dan Racine.

Selera sastra menurut Voltaire adalah persoalan perseorangan, kita tak boleh memaksakan selera kita atas orang lain. Tentang selera yang baik, ia berkata: "Selera yang baik ialah yang dapat merasakan keindahan dalam kesalahan dengan segera dan kesalahan dalam keindahan."

Voltaire berpendapat bahwa sajak adalah musik dari jiwa seseorang dan karena itu dapat diterjemahkan dalam bahasa lain. Menurutnya, sajak demikian juga prosa haruslah terang-seterang-terangnya. Voltaire berkata, "Puisi harus mempunyai kejelasan dan kemurnian yang terdapat dalam prosa. Sajak yang tak dapat mengatakan sesuatu dengan lebih cepat dan lebih baik daripada prosa adalah sajak yang jelek.


    

No comments:

Post a Comment