Sempurna itu, seperti kapas terbaik yang dikumpulkan untuk menjadi sebuah bantal dan menampung mimpi-mimpi anak kecil yang memimpikan idola mereka dan sesekali, menyaksikan mimpi jorok yang muncul setelah siangnya menonton banyak film telanjang.
Sempurna itu, seperti kasur baru yang berisi kapas terbaik, putih dan padat. Terkadang dibeli pengantin baru untuk melepaskan malam pertama yang seringkali hanya meninggalkan bau keringat apek. Jika telah terasa bantat, kasur itu hanya akan dibuang di sungai. Beruntungnya, akan dibakar hingga moksa dan menjadi pohon randu atau buah kapas yang hanya berbuah untuk dihempaskan angin begitu saja.
Merindukan seperti kapas, yang ringan, tak berarti, tapi sering terbawa angin...
No comments:
Post a Comment