Tuesday 6 January 2015

Menjadi Berbeda, Menjadi Lain dari yang Berbeda...

Berbeda akhir-akhir ini identik menjadi hal yang menakutkan atau membanggakan. Tidak hanya dalam Pemilu 2014 tahun lalu, bahkan di lingkungan terkecil kita, misal tempat kerja atau pertemanan. Berbeda menjadi barang haram atau tabu. Kita pasti akan mendapat perlawanan dari arus utama yang biasanya kuat dan menghanyutkan. Tidak menjadi dari kebanyakan tentu bukanlah hal yang mudah. Menjadi lain dari khalayak umum pasti akan menjadi sasaran pembicaraan, misal mendapat pujian atau malah menjadi bahan gosip, caci maki, atau cibiran. Berbeda bisa dalam banyak hal, yaitu berbeda pandangan, keyakinan, atau berbeda pilihan. Namun, seringkali, kita merasa berada di persimpangan belum memilih untuk menjadi berbeda. Pertanyaannya, apakah kita akan seperti itu terus? Bila melihat banyak sejarah orang-orang besar, konsekuensi dari menjadi berbeda ada dua, kita akan lebur atau terbang semakin tinggi.

Di tahun 2015 ini, harapannya tentu harus berbeda dengan tahun 2014. Terserah pilihan kita, ingin menjadi lebih baik, menuju ke arah positif, atau kita malah jatuh dalam pesimisme-pesimisme yang tidak perlu dipikirkan. Satu hal yang perlu diingat adalah waktu tidak bisa dikembalikan. Untuk itu, pergunakan waktu dengan baik yang tentunya akan menjadi kebanggan di masa depan ketika kita tua. Berbeda memang memiliki dua definisi yang pasti, yaitu penolakan atau penerimaan. Selamat mencoba menjadi berbeda, rasakanlah...

Masih banyak jalan lain untuk menjadi berbeda...



No comments:

Post a Comment