Titik..titik
AKU INGIN (Sapardi Djoko Damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Corat-coret:
Banyak orang mendefinisikan cinta sehingga banyak cinta yang terdefinisikan dalam berbagai rupa, misal cinta sering identik dengan bunga mawar, kasih sayang ayah kepada anak, perhatian suami kepada istri, cincin berlian, kalung berbandul hati, surat pribadi berisi pujian, candle light dinner, kencan, berbicara berdua di taman, berciuman, saling memandang, berpegangan tangan, hujan yang turun pun bisa, dan sejuta definisi lainnya. Bagiku semua definisi itu sah apa adanya. Kita tak dapat mendefinisikannya secara tunggal. Satu hal yang jelas adalah cinta hanya bisa dirasakan.Apabila dari sajak di atas, sesungguhnya cinta terasa begitu sederhana. Sebuah cinta pasti menghasilkan sesuatu, apapun itu.
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu"
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu"
Kutipan sajak ini menyiratkan bahwa cinta seperti api yang menjadikan abu ada, terasa mirip hukum sebab-akibat. Selain itu, cinta juga dapat diartikan begitu membakar, bahkan cinta adalah kecocokan. Bayangkan saja, bila api tak membakar, apakah akan muncul sebuah abu? Nah, cinta ternyata suatu yang abstrak, tak tersentuh akal, tak terdefinisikan secara pasti karena hanya bisa dirasakan dan dibuktikan melalui hasilnya.
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"
Cinta tak seperti isyarat, sebab cinta datang sendiri secara seketika. Sungguh sederhana bukan? Datang tak diundang, pulang tak diantar, itulah cinta. Cinta adalah hujan yang tiba-tiba turun saat hari terasa terik. Sekali lagi, itulah cinta yang begitu misterius. Untuk urusan cinta, stop dulu sampai di sini,hehe. Sampai jumpa lagi.
No comments:
Post a Comment