Ketika ingin menggapai langit, aku memandangi kolam kecil yang kutemukan...
Mataku bertanya, kenapa permukaannya yang tenang bisa menangkap langit, mengurung bulan, bahkan menyimpan matahari...
Saat malam berganti, aku masih bertanya, kenapa embun pagi hanya muncul di pagi hari, sedangkan kabut bebas berkeliaran di waktu apapun...
Banyak orang dapat menjelaskan kenapa kunang-kunang itu bercahaya, terbuat dari apa pelangi itu, dan kenapa bunga itu harum, tapi entah kenapa, aku justru tak ingin mengetahui itu semua, sebab aku hanya ingin menikmatinya bukan memahaminya.
Sungguh, aku benci mengetahui segalanya dan memahami semuanya...
Aku ingin seribu pertanyaan, bahkan pertanyaan tentang jejak-jejak sepatu dan jejak roda di pinggir jalan.
Berbagai pertanyaan begitu bermunculan liar, membuncah di dalam kegelisahan, menderas dalam kepala.
Aku tak ingin kehilangan satu pertanyaan, meski pertanyaan tentang sebab sobek sepatumu.
Banyak orang di dunia menghabiskan waktu untuk mencari jawaban atas pertanyaannya, tapi aku ingin menghabiskan waktu di pertanyaan.
Pertanyaan menggerakkan siang menjadi malam, menggantikan bulan menjadi matahari.
Aku Ingin Seribu Tanya
No comments:
Post a Comment