Ngantuk adalah peristiwa manusiawi dan hewani yang harus dialami oleh beberapa mahkluk hidup di dunia, kenapa beberapa, sebab ikan mahkluk yang tidak tidur. Tubuh yang sudah merasa lelah akan mengantuk agar saraf-saraf dan ototnya yang kaku bisa diistirahatkan dengan tidur. Setelah bangun tidur, beberapa orang akan merasa segar kembali dan beberapa akan merasakan pegal-pegal di punggung dan pusing bagi yang banyak utang, pikiran, dan masalah. Saat ini pun, kepalaku sudah begitu berat dengan punggung yang merasa tak bisa tegak kembali. Persendian terasa enggan digerakkan, begitu kaku dan terasa snut2, hehe.
Namun, apa jadinya bila sebuah Pemerintah yang mengantuk, padahal orang-orangnya tidak sedang mengantuk, tapi berpura-pura mengantuk. Mereka berpura-pura tidur dan mengantuk bila melihat harga kebutuhan pokok yang tinggi, biaya sekolah yang mahal, hukum yang tak jelas, pemukiman kumuh di sisi-sisi kota dan daerah, dan pengangguran yang semakin bertambah. Pemerintah saat ini pun terkesan pura-pura mengantuk. Mereka menghindari masalah-masalah tersebut seolah karena tidak adanya kemampuan yang cukup, padahal banyak gelar doktor yang disandangnya. Gelar memang terkadang tak sesuai dengan orangnya. Banyak lulusan SMA berpikir professor, misal anak-anak STM yang berinovasi, tapi banyak juga lulusan doktor berpikir seperti anak TK, sukanya rebutan, apa-apa diperebutkan, padahal belum tentu miliknya atau haknya alias mencuri atau halusnya korupsi. Aku pun hanya sarjana yang berpikir seperti SD dengan hasil tulisan yang kekanak-kanakan seperti ini. Pemerintah yang mengantuk takkan peduli dengan hal yang terjadi disekitarnya karena mereka sedang terbuai mimpi. Biasanya orang tidur dijaga orang yang tidak tidur, sama halnya dengan Pemerintah yang tidur justru akan dijagai rakyat yang tidak tidur, tapi kalau tidur terus, rakyat pasti akan mengguyurnya dengan seember air protes yang mengalir di jalan2 dengan beratribut spanduk umpatan alias demonstrasi.
Bukti Pemerintah Masih Ngantuk:
Nenek Ini Kadang Hanya Makan Kerak Nasi
Metro Siang / Nusantara / Jumat, 14 Januari 2011 13:41 WIB
Metrotvnews.com, Subang: Hidup sebatang kara dalam kemiskinan harus dijalani seorang perempuan berusia 62 tahun, warga Kampung Bakan Sambung, Desa Cipendeuy, Subang, Jawa Barat. Perempuan yang biasa disapa Nenek Oti itu menempati sebuah bilik bambu di tengah kebun singkong milik tetangganya.
Suami Nenek Oti telah meninggal dan mereka tidak memiliki anak. Nenek Oti menyambung hidup mengandalkan makanan pemberian tetangga. Bila saatnya tetangga lupa, ia terpaksa makan singkong dan kerak nasi sisa kemarin. Kehidupan seperti itu dijalani selama 6 tahun.
Gubuk bambu yang ditinggali Nenek Oti merupakan milik warga. Hidup terasa kian getir saat hujan tiba. Air hujan menerebos masuk dari atap gubuk yang bocor. Udara dingin pun menembus kulit sang nenek yang keriput dimakan usia.
Nenek Oti tak mampu berbuat banyak. Sisa-sisa tenaganya digunakan untuk berkebun singkong di lahan milik warga. Nenek Oti juga mencari kayu bakar untuk memasak dan sisanya dijual.(IKA)
Orang Tidur Lupa Segalanya
No comments:
Post a Comment