Setelah terjadi pembantaian warga Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang (6/2/2011), kini segera berganti ke rusuh Temanggung (8/2/2011). Benar kata orang bahwa ada kekuatan besar berwarna hitam di balik semua ini, seolah kerusuhan memang dipelihara olehnya, bahkan bisa jadi dipesan untuk program pengalihan isu.
Di negeri ini, lucunya, orang tak tahu apa-apa dijadikan korban. Orang yang tak berhubungan dengan masalah dikaitkan dengan masalah. Gedung gereja yang tak ikut-ikut pun turut dibakar dan dirusak. Beberapa orang kini memang suka dengan tindakan anarkis, alih-alih menjalankan perintah agama (apakah itu bukan untuk memuaskan nafsu bar-barnya saja?). Bangsa ini memang dianugerahi berbagai macam keragaman, tapi justru inilah yang bisa dijadikan bahan bagi pemimpin-pemimpin (pemimpin apapun itu) dan politikus yang menganut aliran ilmu blackmagic untuk memuaskan kebengisannya. Penganut blackmagic, ngerinya, suka makan orang, suka membakar gereja, suka mengoleksi kursi kekuasaan, dan suka membantai saudara sendiri. Penganut blackmagic, uniknya, berciri-ciri: suka berkelit, minumnya darah, makannya uang rakyat, dan suka menentang hukum. Herannya, penganut blackmagic pun suka bergerombol di tempat-tempat gelap, kalau bicara bisik-bisik.
Foto-foto Hasil Rusuh Temanggung:
bentuk kebrutalan atas nama tuhan. hehehhe... org2 tolol emang bikin sakit kepala ya. so, abaikan sj. mrka cuma butuh 1: sekolah lagi yg bener.
ReplyDeleteyoi, mabk butuh sekolah lagi dan pekerjaan, biasanya mereka ak punya akses pendidikan yg baik,masa depan suram..
ReplyDelete