Semotika atau semiologi, biasanya, didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs). Pada prinsipnya, merupakan pengkajian terhadap kode-kode, yaitu sistem apapun yang membuat kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna (Scholes. 1982:ix). Terdapat dua tokoh besar semiotika, yaitu Charles S.Peirce dan Saussure. Bagi Pierce, semiotika tidak lain dari sebuah nama lain bagi logika(semiotika adalah cabang dari filsafat). Sedangkan, bagi Saussure, semiologi adalah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat. Dua istilah ini (semiotika dan semiologi), sesungguhnya sama, tak ada perbedaan tajam di antara keduanya. Yang membedakannya adalah bila istilah semiologi banyak dikenal di Eropa, khususnya pewaris tradisi Saussurian, maka istilah semiotika cenderung dipakai oleh penutur bahasa Inggris atau mereka yang mewarisi tradisi Peircian.
Pada dasarnya, semiotika dibedakan ke dalam tiga cabang penyelidikan, yakni: (1) Sintaktik, yaitu mengkaji hubungan formal di antara satu tanda dengan tanda-tanda yang lain, sebab hubungan-hubungan formal merupakan kaidah-kaidah yang mengendalikan tuturan dan interpretasi, (2) Semantik, yaitu mengkaji hubungan antara tanda-tanda dengan objek-objek yang diacunya (designata), (3) Pragmatik, yaitu mengkaji hubungan antara tanda-tanda dengan interpreter-interepreter atau para pemakainnya.
Semiotika merupakan suatu pendekatan teoritis, sekaligus berorientasi pada kode (system) dan pesan (tanda-tanda dan maknanya). Untuk itu, tak ada salahnya bila kita memahami model situasi tutur Roman Jakobson terlebih dahulu. Bagi Jakobson, di dalam setiap situasi tutur, pihak pengirim (addresser) menyampaikan pesan (message) kepada penerima (addresse). Agar dapat beroperasi dengan baik, pesan tersebut membutuhkan konteks sebagai acuannya, serta kode yang sepenuhnya atau setidak-tidaknya telah dikenal oleh pihak pengirim ataupun penerima. Dengan adanya kontak, pengirim dan penerima akan dimungkinkan untuk melakukan komunikasi.
Kali ini, kita akan menyinggung sedikit tentang semiotika visual. Semiotika visual pada dasarnya merupakan studi semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis makna yang disampaikan melalui sarana indera penglihatan. Kini, semiotika visual tidak lagi terbatas pada seni lukis, patung, dst, melainkan segala macam tanda visual yang kerap kali atau biasanya dianggap bukan karya seni.
No comments:
Post a Comment