Tuesday, 7 July 2015
Highlight dan Headline di Fiksiana, Kompasiana
Wah, tidak menyangka tulisanku menjadi HL di Kompasiana. Silakan baca tulisanku di http://www.kompasiana.com/paulusyesayaj/requiem-untuk-adik-perempuanku_559a04d02d7a61e00bf348f0
Wednesday, 1 July 2015
Pengaturan Undo di GMAIL
Seringkali, kita mengirim email yang salah atau ke alamat email yang bukan seharusnya. Saat ini, Gmail memiliki fasilitas undo emailmu. Berikut ini, langkah-langkah pengaturannya,yaitu:
1. Masuk ke email Gmailmu. Pilih Settings.
1. Masuk ke email Gmailmu. Pilih Settings.
2. Klik Setting.
3. Cari Undo Send. Centang dan atur durasi waktu untuk undo emailmu.
4. Klik Save Changes yang berada di posisi bawah sendiri.
Selamat Mencoba!
Jangan-jangan Kita Korban Proxy War di Jejaring Sosial (Sebuah Perang Modern)
Yuk kita lihat perkembangan teknologi komunikasi saat ini dan hubungannya dengan ‘proxy war’:
Nah, di tengah cepatnya arus revolusi teknologi komunikasi, ternyata juga berdampak pada tradisi kepenulisan. Kalau dulu orang lebih suka menulis opininya di sebuah koran atau majalahnya agar pendapatnya dibaca banyak orang, kini tak perlu repot-repot karena jejaring sosial adalah kuncinya. Semakin kontroversial konten yang di-upload, kemungkinan akan semakin banyak yang baca dan share. Hasilnya, Anda akan populer lalu bisa berbisnis dengan modal akun yang sudah terkenal. Kelahiran akun-akun anonim pun tak lepas dari pengaruh canggihnya internet ini. Revolusi komunikasi yang diciptakan teknologi internet, telah menciptakan ruang-ruang alternatif baru di luar dunia yang nyata dan penuh aturan. Kalau kita masih ingat, akun anonim seperti Trio Macan 2000 begitu sangat memanfaatkan ruang dunia maya yang saat ini begitu efektif. Akun ini begitu ingin mengubah mindset atau memprovokasi masyarakat untuk tidak memilih calon presiden tertentu saat itu atau gemar membuka aib pejabat tertentu, padahal belum tentu kebenarannya. Untuk itulah kita tidak perlu heran jika banyak status FB atau Twitter yang menggiring follower-nya agar mengikuti pendapatnya atau ideologinya.
Sifat demokratis dunia cyber juga menghancurkan tembok hukum yang begitu mengikat di dunia nyata, yang hanya mengenal dua kategori saja, yatu benar dan salah. Jika sebuah akun FB atau Twitter melanggar hukum di dunia maya, pemilik akun pun bisa saja langsung beralibi jika akunnya dibajak atau disangkal bukan miliknya, contoh ketika foto bugil Pamela Safitri terekpos, lalu dikonfirmasi saja oleh pemiliknya jika akunnya dibajak. Pilihan inilah jawaban kenapa banyak orang suka membuat akun di jejaring sosial daripada berteriak-teriak pakai TOA di pasar atau terminal, hehe. Selain itu, kran untuk menulis di dunia cyber memang terbuka begitu lebar, tanpa takut dengan admin dari jejaring sosial tersebut. Pernahkah kita mendengar pemilik akun FB atau Twitter di-banned adminnya meski berisi hasutan dan fitnah, jarang sekali kan?
Jangan-jangan akun apapun itu yang beredar di sekitar kita, baik itu FB maupun Twitter yang sangat kontroversial akhir-akhir ini, merupakan pihak ketiga yang digunakan pihak-pihak yang sebetulnya masih berseteru (siapapun itu di negeri kita), misal akun-akun bernuansa Islam seperti FB Jonru atau akun twitter dari Felix Siauw, Hafidz Ary. Hati seseorang tentu tidak bisa diduga kan? Dengan sumber daya keuangan dan pengaruhnya, seseorang tentu masih ingin terus mengalahkan musuhnya meski di dunia luar (media) mereka sering bertemu, makan bersama, dan tersenyum satu antara yang lain. Kalau menurut penulis, kita sebagai pihak yang tidak berseteru sebaiknya diam saja biarkan mereka berseteru sendiri. Ini hanyalah pendapat saya saja lho kalau pun tidak meyakinkan, mohon dimaafkan. Merdeka!
Friday, 5 June 2015
Iseng Eksis di Wattpad #Juni2015
Jaman ini siapapun bisa menjadi penulis. Siapa bilang susah, mudah kok! Tak perlu kriteria yang bertele-tele (misal nilai market, apakah masuk trend, apakah masuk selera editor atau penerbit, dll). Kamu bisa menjadi penulis detik ini juga. Coba kamu buka www.wattpad.com. Kamu dapat membuat akun gratis untuk mulai menulis di wattpad. Dengan modal email, kamu sudah menjadi calon penulis jika sudah membuat akun.
Intinya, di Wattpad, kamu bisa menjadi penyair, cerpenis, dan novelis. Akhirnya, tulisanmu itu bisa dibaca oleh banyak orang. Komentar, kritikan, atau masukan diterima saja. Kalau mendapat pujian, itu bonus. Nggak perlu berpikir ribet ini dan itu, ya kan?
Untuk itu, bagi kamu penulis yang idealis? Suka mengekspresikan tulisan menurut kemauanmu? Tak mau ada aturan yang membelenggu tulisanmu? Tulis dan upload saat ini juga di Wattpad.
Ayo siapa yang tertarik menulis di Wattpad? Asyik lho!
Link cerpenku di Wattpad: http://www.wattpad.com/story/41526408-kangen-kamu
Monday, 1 June 2015
Hachi, si Semut dan Misteri Perusak Ladang #Cergam #BukuAnak
Hachi kini sudah hidup mandiri.
Ia memiliki rumah sendiri di koloni semut. Ladang yang digarapnya begitu
berhasil apalagi ladang kolnya begitu gemuk-gemuk. Hachi sudah tak sabar untuk
memanennya. Hachi merasa bangga saat memandangi ladangnya ini.
Namun, suatu ketika ada yang
merusak ladangnya. Hachi begitu kesal dan penasaran dengan kejadian ini. Siapakah
pelakunya? Yuk ikuti kisah Hachi menemukan siapa yang merusak ladangnya!
Tuesday, 5 May 2015
Cerita Pendek "Cinta, Sudahlah Aku" di Antologi "Kasih Tak Sampai" - Buku Sembilan
Yaay, meskipun tidak menjadi juara, cerpenku ada di buku kumpulan cerpen "Kasih Tak Sampai" - Buku Sembilan.
Terima kasih Nulisbuku Jika tertarik, bisa klik link ini
http://nulisbuku.com/books/view_book/7329/kasih-tak-sampai-buku-sembilan
Terima kasih Nulisbuku Jika tertarik, bisa klik link ini
http://nulisbuku.com/books/view_book/7329/kasih-tak-sampai-buku-sembilan
Monday, 4 May 2015
Yang pertama, E-sertifikat Untukku dari Iseng Ikut Lomba Puisi
4/5/2015
Dunia selalu berkembang ke depan dengan perubahannya. Well, awal bulan Mei ini ada yang menarik, meski puisinya tidak menang. Baru kali ini dapat sertifikat dalam bentuk softcopy atau e-sertifikat, bukan hardcopy dalam bentuk kertas ^^
Dunia selalu berkembang ke depan dengan perubahannya. Well, awal bulan Mei ini ada yang menarik, meski puisinya tidak menang. Baru kali ini dapat sertifikat dalam bentuk softcopy atau e-sertifikat, bukan hardcopy dalam bentuk kertas ^^
Tuesday, 21 April 2015
Seri Hachi : Hachi Si Semut Yang Tersesat Di Kota #Cergam #2015
Hachi memang semut yang suka menuruti kehendaknya sendiri dan keras kepala. Suatu hari ia memanjat dinding bus piknik karena kekagumannya pada benda yang sangat besar ini. Tanpa ia sadari, bus tiba-tiba berjalan mengarah ke arah kota. Ketika sampai di kota, Hachi mulai berpikir bahwa hidup di kota itu enak, banyak makanan. Tak disangka di kota penuh persaingan. Ia mulai berpikir tentang koloninya.
Bagaimana Hachi nanti kembali ke koloni semutnya, penasarankan? Siapakah yang membantu Hachi untuk pulang? Yuk simak ceritanya dalam buku ini.
Friday, 10 April 2015
Puisi: "Lagu Kenangan Itu..."
Tempo hari, kedua kupingku tertarik dengan alunan lagu lama...
Lagu kenangan itu membuatku lagi duduk tenang di bangku sepanjang sore ini. Hanya ada alunan lagu itu. Tak ada yang lain. Mengingatkanku pada suatu sore ketika Papaku membelikanku sepeda baru. Menyegarkanku tentang ingatan saat kau mulai sering memintaku keliling kota, sayang.
Entah kenapa, lagu kenangan itu sering terdengar di kepalaku padahal tak ada radio menyala di sekitarku atau televisi dengan acara musik lawas. Kenangan itu membuatku menitikkan air mata sekarang. Kini, aku teringat ketika menonton melodrama yang cengeng.
Aku mulai muak dengan lagu kenangan itu. Muak dengan bangkitnya ingatan kisah-kisah yang sering membuatku bersedih, tertawa, atau melankoli itu. Terkadang kenangannya selalu sama. Bosan. Kini kututup telingaku agar tak mendengar. Gilanya, lagu itu mengalun di kepalaku.
Suatu hari kuusir lagu itu dengan lagu baru. Lagu lawas itu mengalahkannya. Lagu kenangan itu menarikku lagi ke kenangan yang sama.
Lagu kenangan itu membuatku lagi duduk tenang di bangku sepanjang sore ini. Hanya ada alunan lagu itu. Tak ada yang lain. Mengingatkanku pada suatu sore ketika Papaku membelikanku sepeda baru. Menyegarkanku tentang ingatan saat kau mulai sering memintaku keliling kota, sayang.
Entah kenapa, lagu kenangan itu sering terdengar di kepalaku padahal tak ada radio menyala di sekitarku atau televisi dengan acara musik lawas. Kenangan itu membuatku menitikkan air mata sekarang. Kini, aku teringat ketika menonton melodrama yang cengeng.
Aku mulai muak dengan lagu kenangan itu. Muak dengan bangkitnya ingatan kisah-kisah yang sering membuatku bersedih, tertawa, atau melankoli itu. Terkadang kenangannya selalu sama. Bosan. Kini kututup telingaku agar tak mendengar. Gilanya, lagu itu mengalun di kepalaku.
Suatu hari kuusir lagu itu dengan lagu baru. Lagu lawas itu mengalahkannya. Lagu kenangan itu menarikku lagi ke kenangan yang sama.
Monday, 16 March 2015
Cerpen: Cinta, Sudahlah Aku...
Mega hitam mulai menutupi kota. Super mendung. Hujan deras akan segera turun.
“Taksi!! Taksi!!” teriak seorang gadis, tapi semua taksi yang terlihat tak ada yang mau berhenti. Berulangkali tangan kirinya diangkat ke depan mukanya, lalu melihat jam tangannya. Tak sabar.
“Ah sial, rupanya semua orang sedang menggunakan taksi sore ini,” keluhnya.
Tampak dari kejauhan sebuah taksi tiba-tiba berhenti di depannya. Hatinya menjadi tenang. Anvita Avi mulai masuk dan duduk. Menghembuskan nafas lega.
“Ayo jalan Pak,” perintahnya. Anehnya, taksi itu tak segera berjalan hingga tiba-tiba seorang laki-laki berpostur tinggi, berkacamata hitam besar, dan berkemeja putih rapi masuk dan menutup pintu. Taksi segera berjalan. Hujan deras turun lebat.
Selang beberapa detik...
“Habis jemput anaknya dari kuliah ya Pak?” tanya pria berbau wangi ini, lalu tersenyum ke Anvita. Anvita hanya tersenyum dengan mencoba memahami keadaan yang sedang terjadi ini. Entah kenapa, ia tidak mempertanyakan, mungkin karena di luar sudah hujan.
“Haa, anaknya. Anak siapa Pak Roy?” komentarnya, lalu menoleh ke belakang. Tak mengenal.
“Nona siapa?” tanya Roy heran kini. Anvita tersenyum.
“Lho saya yang masuk pertama kali di taksi ini,” ucap Anvita membela diri.
“Tapi saya yang pesan dan langganan taksi ini setiap hari,” Roy merasa benar. Waktu seolah terhenti. Ada sebuah kesalahpahaman yang sedang terjadi.
**
Selang beberapa hari. Di ruangan front office sebuah kantor.“Sudah-sudah tak usah dibahas yang kemarin. Lupakan saja,” ucap Roy merasa malu. Dia tak menyangka reporter radio yang diundang khusus untuk meliput acara pembukaan cabang supemarketnya yang baru adalah Anvita Avi. Radio tempat Anvita bekerja memang yang paling terkenal di kota ini. Tak hanya didengarkan kaum muda, tapi seluruh lapisan masyarakat.
“Memang saya yang salah. Ketika itu aku ada siaran dan harus memaksa taksi itu berbelok ke arah tempatku bekerja hingga kita bertengkar soal arah jalan,” jelasnya mencari jalan terbaik.
“Mari ikut saya untuk berkeliling di supermarket saya yang baru,”ajaknya kini.
“Tolong nanti yang ditekankan adalah bahwa produk-produk yang dijual merupakan produk dengan kualitas nomor satu dan murah,”pesannya lalu berkeliling melihat lokasi foodcourt yang rencananya akan menyediakan menu-menu vegetarian dan berbahan organik.
**
“Boleh dibilang kau ini sudah pacaran dengannya,” ucap Rani menegaskan ketika melihat rekannya ini sering jalan berdua dengan Roy, pengusaha muda yang saat ini sedang menekuni dunia supermarket.“Ah kamu, pertemuan-pertemuan itu kan dalam rangka kerjasama bisnis dengan radio kita. Kita harus melayani klien dengan baik dong,” sanggah Avanti meski isi hatinya memang begitu senang ketika membahas tentang banyak pertemuan yang dilakukannya dengan Roy.
“Masak pertemuan bisnis dengan sering makan malam, sekali-kali nonton bioskop, lalu makan siang bareng. Aku sampai lupa menghitungnya,” suara tak percaya Rani sambil mengitung dengan jari-jarinya yang tak cukup untuk menghitung. Avi hanya menjulurkan ujung lidahnya karena kehabisan kata-kata untuk berkomentar.
“Kalau aku sih mau saja. Lajang, muda, pengusaha, dan kaya. Sikat saja Vi,”komentarnya.
“Auuuw, sakit tahu!!” suara Rani kesakitan karena lengannya dicubit Avi keras.
*
Kini Avi sedang on air...“Selamat sore menjelang malam para pendengar tercinta. Apa kabar, pasti kabar baik untuk semuanya. Kali ini, topik yang akan kita bahas selama dua jam ke depan adalah tentang jatuh cinta. Siapa yang tak pernah jatuh cinta. Silakan cerita apa saja, yang happy-happy boleh dan yang sedih-sedih juga boleh. Terserah. Yuk ceritakan pengalamanmu dengan menelepon di nomor biasa, 989555. Kami tunggu ya,” Avi menekan tombol play untuk memutar sebuah lagu.
Lagu yang diputar mulai habis dan operator mulai memberi tanda untuk segera siaran lagi.
“Ayo siapa yang mau sharing cerita tentang pengalaman jatuh cintamu. Yuk segera telepon,” suara Via memancing para pendengarnya. Suara dering telepon pun berbunyi.
“Halo dengan siapa ini,” tanya Via antusias.
“Dengan R, panggil saja R,” jawab seseorang yang menelepon dengan gayanya yang misterius.
“Oke R, yuk ceritakan kisah cintamu,” katanya menyilakan. Avi merasa tidak asing dengan suara ini, tapi dia belum meyakini jika itu suaranya.
“Akhir-akhir ini, aku sedang dekat dengan seseorang. Perjumpaan kami pun tak disangka seolah ini memang sudah menjadi jalan hidupku. Aku tak tahu apakah ini disebut cinta atau bukan. Aku hanya merasa nyaman saja dengannya. Matanya seperti matahari bagiku, ada sinar yang memancar meneduhkanku apalagi parasnya. Aku hanya ingin bersamanya, berbagi waktu dengannya. Tak ada yang lain. Hanya ingin menemaninya hingga akhir masa kalau boleh. Yang ingin kutanyakan kepada penyiar dan para pendengar, apa yang harus kulakukan. Demikian, terima kasih,” lalu terdengar suara telepon terputus.
“Ayoo siapa yang memberi saran untuk cerita cinta R tadi,” tanya Via kepada pendengarnya. Tak sampai beberapa detik telepon berbunyi. Terus berdering dengan penelepon yang berbeda.
“Itu cinta. Itu artinya cinta. Segera tembak saja kalau aku,” komentar dari seorang pendengar.
“Sudah R, katakan saja kau mencintainya. Ditolak urusan nanti,”saran dari pendengar lain.
“Itu cinta sejatimu, ayo lamar dia R,” suara memaksa dari pendengar lain.
Kini siaran radio justru diisi oleh banyak saran dari puluhan pendengar yang menyarakan untuk si R segera menyatakan, mengungkapkan cintanya. Lima menit menjelang siaran selesai, telepon berdering lagi.
“Halo dengan siapakah ini. Ini adalah penelepon terakhir di siaran ini ya,” tanya Via memastikan agar tak ada yang menelepon lagi.
“Ini dengan R tadi. Bolehkan saya sedikit berkomentar dengan tanggapan-tanggapan tadi,” meminta izin.
“Karena kamu telah menjadi bintang radio di sore ini. Kamu diijinkan. Silakan,” ucap Via memperbolehkan.
“Terima kasih buat para pendengar yang sudah memberikan saran tadi. Minggu besok aku akan menyatakannya dengan segala konsekuensinya. Terima kasih banyak atas saran-sarannya. Terima kasih,” suara telepon ditutup dan acara ini diakhiri dengan lagu romantis Right Here Waiting dari Richard Marx.
“Buruan pindah gih. Acaraku sudah mau mulai nih,” usir Rani kepada Avanti karena akan segera on air dengan acara yang berbeda. Avanti segera berdiri meninggalkan ruangan siaran.
“Avi tunggu! Aku lupa. Baca tulisanku di kertas ini ya. Kamu akan terkejut,” panggil Rani menghentikan langkah Rani yang katanya juga ingin segera pulang.
*
Hati Avanti tiba-tiba mulai resah malam ini. Jantungnya berdebar-debar, sangat kencang ketika melihat tulisan yang ditulis Rani. Rasa dingin sehabis mandi tiba-tiba hilang seketika. Wajahnya tiba-tiba terlihat pucat di cermin tapi bukan karena sakit. Ada rasa kegembiraan yang besar di dadanya. Akankah hal itu akan segera terjadi.
Tulisannya:
Kau tahu Vi, siapakah R yang tadi menelepon. Itu adalah nomor Roy. Aku tahu karena nomor-nomor hp klien bisnis tercatat di database radio kita. Mampus kamu, besok Minggu akan ditembak Roy. Selamat ya dan semoga itu kamu...Hahahaha (ketawa ala iblis)
Rasa lelah dan kantuk yang tadi terasa kuat kini hilang. Avanti menjadi resah di tempat tidurnya dengan kening sedikit berkeringat. Avanti pasti tidak akan bisa tidur nyenyak hingga hari Minggu terlewati. Kini kedua matanya hanya menatap langit yang berbintang banyak seolah meminta restu dan jawaban dari langit.
**
“Jadi makan kan?” tanya Roy dan Anvita mengangguk setuju.
“Tak terasa kita sudah dua minggu jadian. Tidak sangka ya?” tanya Roy setelah menjemput Anvita selesai siaran dari stasiun radionya.
“Entah kenapa tanpamu sedetik pun. Aku juga merasa sepi Roy,” tanganya merangkul Roy yang sedang menyetir.
“Ya beginilah cinta, yang aku paling suka dari cinta. Bahagia,” komentar Roy sambil melirik Anvita. Mobil berbelok. Menuju ke cafe langganan yang sering mereka datangi akhir-akhir ini.
“Terima kasih sudah menemaniku dengan hari-hari yang menakjubkan Vi,” ucapan terima kasih Roy setelah selesai makan dengan mengecup kening Anvita. Alunan musik instrumen piano dengan lagu First Love sungguh pas menemani mereka malam ini.
“Aku juga berterima kasih karena kau sudah membuatku menjadi berarti. Aku tak mau kehilanganmu Roy,” ucap Anvita lalu memeluk Roy erat. Telepon seluler Roy tiba-tiba berdering. Roy tampak serius berbicara dengan si penelepon. Anvita justru semakin menikmati hubungan mereka hingga malam ini. Tak ada kekecewaan, hanya kegembiraan yang ada.
**
Pagi-pagi benar, Roy menuju bandara. Dia telah dijemput dengan pesawat jet pribadinya. Sebuah surat dititipkan ke pegawainya, sebuah surat untuk Anvita. Roy tidak mau menelepon karena akan membuatnya khawatir. Tampak Roy juga dilema antara memilih orangtuanya atau Anvita.
Selang beberapa jam, surat tersebut telah sampai di tangan Anvita. Kedua matanya mulai menitikan air mata karena kini ada jarak dan waktu yang akan memisahkannya dengan Roy. Berat sungguh rasa hati dari Anvita yang sebetulnya ingin selalu berjumpa dengan Roy.
Dari belakang Rani memeluknya dan memberikan tisu. Roy rupanya menyusul orang tuanya ke Rusia, Moskow. Orangtuanya pun sudah bukan lagi berkebangsaan Indonesia karena Ayahnya memang orang Rusia dan Ibunya juga sudah resmi menjadi warga negara Rusia tahun kemarin. Ibunya ternyata sakit keras, stroke dengan komplikasi hati dan jantung.
“Kalau sudah jodoh tidak akan lari kemana Vi, tenang,” katanya menenangkan rekannya ini.
**
Sudah seminggu ini, belum ada kabar dari Roy. SMS dan telepon tidak ada. Saat ditelepon, nomor HP selalu di luar jangkuan. Anvita mengisi kerinduannya dengan mengunjungi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi berdua. Yang tertinggal seolah hanya kenangan. Anvita seolah-olah merasa Roy selalu dan masih ada di dekatnya. Anvita terus bertahan karena kenangan ini. Kini Anvita sedang duduk di cafe yang sering mereka kunjungi untuk makan malam.
Sebuah no hp bukan dari provider Indonesia tiba-tiba masuk ke telepon seluler Anvita.
“Roy!!” panggil gembira Anvita dengan senyum ceria. Dalam beberapa detik, Kedua mata Anvita menangis. Bibirnya tersedu-sedu tak bisa menahan kesedihan ini. Berulangkali, Anvita hanya menjawabnya dengan “Jangan Roy”, “Kembalilah ke sini Roy”, dan “Aku tak mau Roy”
“Maafkan aku Vi, ini memang tidak mudah. Kalau aku memang tak kembali, tolong cari saja laki-laki lain saja. Aku tahu ini memang tidak mudah. Maafkan aku,” sambungan telepon terputus. Rupanya aset bisnis di Indonesia keluarga Roy dijual untuk pengobatan Ibunya di Rusia. Alhasil, tak ada yang bisa dilakukan lagi di Indonesia selain di Rusia.
Anvita tampak terus menangis dan terpuruk di salah satu bangku cafe. Membeku dengan kesedihannya. Kenyataan pahit tak bisa ditolaknya meski cinta masih begitu membuainya.
***
Monday, 9 March 2015
Membangun dan Membangun...
Membangun dan membangun. Inilah proses yang kita lihat begitu nyata di sekitar kita. Pada dasarnya, semua orang di dunia ini sedang membangun. Bisa dipastikan bahwa tak ada yang tidak membangun. Apapun itu orangnya pasti sedang membangun. Beberapa membangun mimpinya sesuai dengan keinginannya. Segelintir membangun harapan setelah bangunan harapan mereka runtuh. Untuk itu, apapun keadaannya pasti sedang membangun meski harus memulai membangun lagi dari awal.
Tak terkecuali yang sedang menulis ini. Dia juga sedang membangun banyak hal. Membangun tidak harus sesuatu yang besar atau fenomenal. Bangunlah apa yang ada di depanmu. Kalau suka menulis, apapun itu tulisanmu, bangunlah tulisanmu. Setidaknya sampai selesai. Kalau pun itu tak berarti buat orang lain, tulislah yang berarti buatmu. Kalau itu puisi, tempelkan di tembok kamarmu, selesai! Apapun itu yang dibangun dengan niat baik pasti tidak akan sia-sia. Penulis meyakini hal tersebut.
Kita semua pasti memiliki mimpi Tak mungkin tak punya mimpi meski itu anak TK atau sekedar hal yang sederhana. Manusia memang hidup dari mimpi yang mereka bangun. Mereka rela menghabiskan waktu dan materi untuk mewujudkan mimpinya ini. Inilah yang disebut membangun.
Ayo bangunlah mimpimu apapun itu.
Tak terkecuali yang sedang menulis ini. Dia juga sedang membangun banyak hal. Membangun tidak harus sesuatu yang besar atau fenomenal. Bangunlah apa yang ada di depanmu. Kalau suka menulis, apapun itu tulisanmu, bangunlah tulisanmu. Setidaknya sampai selesai. Kalau pun itu tak berarti buat orang lain, tulislah yang berarti buatmu. Kalau itu puisi, tempelkan di tembok kamarmu, selesai! Apapun itu yang dibangun dengan niat baik pasti tidak akan sia-sia. Penulis meyakini hal tersebut.
Kita semua pasti memiliki mimpi Tak mungkin tak punya mimpi meski itu anak TK atau sekedar hal yang sederhana. Manusia memang hidup dari mimpi yang mereka bangun. Mereka rela menghabiskan waktu dan materi untuk mewujudkan mimpinya ini. Inilah yang disebut membangun.
Ayo bangunlah mimpimu apapun itu.
Saturday, 28 February 2015
"Cinta, Sudahlah Aku" Tidak Juara, tapi Terpilih dari 1.025 Cerita Pendek yang Masuk di Proyek Menulis #KasihTakSampai ^^
Bagiku, cara menulis yang ampuh ya, menulis itu sendiri. Terus menulis. Seringkali, kita terjebak atau terfokus pada bagaimana cara atau teknis menulis. Ini memang tidak salah. Tapi tekad yang membaja dan keinginan dari hati yang kuat akan menentukan tulisanmu itu sendiri. Yang perlu diingat adalah tulisanmu itu harus tertulis secara alamiah sesuai rasa yang ada di hatimu. Kalau belum bisa tembus ke penerbit besar, misal Gramedia ya coba penerbit yang lain. Indie publishing juga tidak apa-apa. Penulis yang justru terfokus pada hal-hal yang lain di luar tulisannya sendiri, seringkali akan menghambat tulisannya sendiri. Tentu, kita juga harus menambah pengetahuan dengan banyak membaca karya orang lain atau berdiskusi dengan teman atau komunitas tentang tulisanmu.
Tulisan penulis itu seperti sidik jari. Sangat khas dan memiliki karakter tersendiri. Tulisanmu itu akan otentik. Tulisanmu tidak akan sama denga tulisan orang lain, baik teknis atau gaya tulisannya. Tips menulis ATM adalah yang begitu sering kita dengar. Meskipun terdengar klise, ATM ini sangat membantu kita untuk menulis. ATM adalah Amati, Tiru, Modifikasi.
Amatilah karya-karya penulis ternama atau penulis buku yang kamu sukai. Amati dan lihat cara penulisannya, misal teknis menulis dilaog dan narasi. Telitilah tentang komposisi narasi dan dialognya itu. Deskripsinya juga amatilah dan telitilah, misal gaya menulis kalimat per kalimat. Kamu pasti akan menemukan resepnya.
Tirulah teknis dan gaya tulisan penulis yang kamu sukai itu. Jika merasakan ada yang kurang cocok, buang saja. Ambil yang baik. Siapa tahu kombinasi ini akan membaut tulisanmu semakin enak dibaca.
Modifikasi tulisanmu itu secara terus-menerus dengan sari-sari teknis dan gaya tulisan dari penulis kesukaanmu itu. Seiring waktu, kamu akan merasakan rasa yang berbeda di tulisanmu itu.
Jangan dianggap serius teori menulis yang kampungan ini ya. Tulis saja ceritamu sekarang. Go!!
Monday, 16 February 2015
"Cerita-cerita yang Tidak Pernah Pulang" karangan ImperialJathee
Banyak cerita yang menarik di dalamnya baik cerita pendek maupun cerita mininya, misal May yang harus merasakan lika-liku kehidupan cintanya di dunia maya dalam “Bintang Timur di dalam Blogku & Stuttgart”, Laki-laki yang harus menerima kekalahan karena tidak mendapatkan cintanya dalam “Laki-laki Kalah”, hingga kisah tentang suami yang memiliki banyak nilai merah dalam “Suami dengan Raport Merah”.
Dunia memang punya banyak cerita. Dari yang cerita penuh cinta, cinta tanpa syarat, perselingkuhan, penantian, rasa nasionalisme, bahkan korupsi melengkapi buku kumpulan “Cerita-cerita yang Tak pernah Pulang”. Terus, bagaimana dengan perjalanan kisahmu? Mungkin ada dari sekian kisah di dalam buku ini yang mirip atau bahkan benar-benar terjadi seperti yang kamu alami seperti dalam buku kumpulan cerita ini?
Ayo segera baca cerita pendek dan cerita mini yang menarik dalam buku kumpulan cerita ini!
Salah cerita mini di buku kumpulan cerita "Cerita-cerita yang Tidak Pernah Pulang" :
Kalau Aku...Kalau Aku
“Sebenarnya apa yang kamu rasakan saat bersamaku Jeng?”“Apa ya Mas?” katanya malu-malu.
“Kalau aku sedang malang, apa yang kamu rasakan?”
“Bahagia Mas.”
“Kalau aku sedang untung?”
“Bahagia Mas.”
“Kok sama jawabannya.”
“Ya, mau apa lagi Mas.”
“Kalau aku sakit, apa kau bahagia juga?”
“Bahagia Mas.”
“Maksudmu?” matanya melotot sedikit.
“Bahagia bisa merawatmu Mas. Gitu.”
“Syukurlah, hehehehe,”komentar suaminya lega, mengelus dada.
“Kalau aku banyak utang, masih bahagia?”
“Bahagia juga Mas.”
“Loh, kenapa?” suaminya heran.
“Bahagia bisa hidup susah dengan Mas,”balasnya.
“Kau memang istri yang baik Jeng,”pujinya.
“Lalu, kalau aku punya istri lagi?”tanyanya masih menguji.
“Bahagia Mas,”jawabnya.
“Haaa, betul itu, “ucapnya ragu.
“Kalau Mas bahagia, aku juga ikut bahagia Mas,”jelasnya dengan senyum.
“Kalau aku,”dipotong cepat oleh istrinya.
“Pokoknya bahagia Mas, jangan khawatir,”jelas istrinya menggoda.
“Baiklah, aku takkan bertanya lagi.”
***
Identitas Buku
Judul : CERITA-CERITA YANG TAK PERNAH PULANG
Penulis : Imperial Jathee
Penerbit : Penerbit Din's
ISBN : 978-602-336-037-6
Tebal : vi + 220 halaman
Bisa pesan di inbox di FB Penerbit Din,s klik https://www.facebook.com/penerbit.dins?fref=nf
Label:
Buku,
CERPEN,
Coret-coret,
Goresan Pena
Monday, 9 February 2015
Poster Promosi Buatan Sendiri untuk Novel "Anak-anak Minyak"
Latar tempat cerita ini bernama Pangkalan Brandan. Sebuah nama daerah yang memang terdengar asing di telinga kita, tapi memiliki nilai sejarah yang harus diketahui banyak orang semasa Pemerintahan Kolonial Belanda karena penghasil minyak bumi atau emas hitam pertama di Hindia. Han,s, kelahiran Gorontalo, memiliki sebuah pengalaman yang tak terlupakan seumur hidupnya di Pangkalan Brandan dan kota Medan, Sumatera Utara. Latar belakang cerita ini adalah era jaman Hindia Belanda.
**
Seandainya kamu di sini Han,s. Aku akan bahagia sekali menghabiskan waktu meski di luar begitu berbahaya. Aku bersyukur pernah dipertemukan denganmu Han,s. Kamu memang bagian terbaik dalam hidupku Han,s hingga waktuku kini tak terasa kosong lagi. Kau Han,s, kaulah yang mengisinya. Aku hanya takut bila kita tak pernah bersama dan berjumpa lagi Han,s.
Han,s
Ketika itu, kau bilang ini bukan urusan kita, tapi kurasa kau telah salah karena mereka juga manusia, sama seperti kita, punya mata dan pikiran. Kata hatiku tak bisa menerima kenyataan itu.
Tuan Pierre
Kalau kau selalu merasa membela satu nyawa manusia itu masih ada harganya, meskipun kau telah kalah untuk menyelamatkan nyawa itu, artinya kau sudah menang melawan ketidakdilan itu, ingat-ingat perkataanku ini.
Julico, Medan, dan Pangkalan Brandan. Tiga hal yang berarti dalam hidup Han,s. Bagaimana, ketika Han,s harus meninggalkan ketiganya? Tidak hanya hatinya yang terluka, tapi juga perasaannya. Yuk segera baca saja novel ini…
Wednesday, 4 February 2015
Buku "13 Poin Menulis Cerita Pendek", Pasti Bisa Menulis Cerpen
Ya dari hati, menulis memang harus didasari oleh keinginan hati. Kekuatan hati yang kuat dan tekad yang membaja akan membuat tulisanmu memiliki taji. Jika menulis hanya untuk coba-coba, tulisanmu tentu tak akan maksimal. Untuk itu, yakinkan hatimu saat akan menulis, cieeh!
Menulis kini memang begitu dekat dengan ranah gaya hidup anak muda. Buktinya, maraknya bakat menulis dengan spontanitas yang menarik, lalu ter-upload melalui tulisan-tulisan pendek yang bertebaran di blog, jejaring sosial, dan lain sebagainya. Teknologi seolah memfasilitasi manusia untuk menulis. Sebagian besar pun menyukai menulis fiksi.
Menulis fiksi itu memang gampang lho. Tak percaya. Kalau kamu sedang bercerita atau berkhayal dengan temanmu, lalu merasa itu sungguh-sungguh nyata terjadi, artinya kamu punya bakat sebagai pencerita. Fiksi adalah cerita rekaan, yang di dalamnya kamu boleh memasukkan segala kemungkinan. Tentunya, kemungkinan-kemungkinan itu harus disertai dengan bekal pengetahuan yang cukup agar ceritamu benar-benar nyata. Banyak membaca tentu menjadi solusinya.
Saya menulis buku ini berdasarkan pengalaman pribadi selama dua tahun lebih menjadi editor akuisi. Harapan saya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini, setidaknya dapat memberikan referensi yang berarti bagi para calon penulis cerita pendek di Republik Indonesia ini.
Monday, 26 January 2015
Novel "Anak-anak Minyak", Cerita Murid H.B.S Menemukan Cinta dan Menolak Ketidakadilan di Hindia
Kutipan dari novel "Anak-anak Minyak" tentang kekaguman Han,s terhadap Julico:
Kini kupegang jari-jari tangannya. Kurasakan begitu halus dengan kuku yang begitu berwarna putih. Kami berdua mulai bercerita tentang Brandan lagi, tentang pasirnya yang putih dan debur halus ombak yang biru dengan buihnya. Dulu, Julico bertanya tentang siapa penemu minyak bumi pertama kali di Brandan kepadaku. Aku tak bisa menjawab. Jawabnya yaitu Tuan Aeliko Janszoon Zijlker. Orang yang tak pernah kukenal, tapi menjadi kuketahui gara-gara Julico. Entah, seperti apa rupanya.
Julico
Seandainya kamu di sini Han,s. Aku akan bahagia sekali menghabiskan waktu meski di luar begitu berbahaya. Aku bersyukur pernah dipertemukan denganmu Han,s. Kamu memang bagian terbaik dalam hidupku Han,s hingga waktuku kini tak terasa kosong lagi. Kau Han,s, kaulah yang mengisinya. Aku hanya takut bila kita tak pernah bersama dan berjumpa lagi Han,s.
**
Karena latar belakangnya Papanya yang di B.P.M, Han,s pernah diajak ke pesta-pesta dari perusahaan minyak tersebut. Suatu kali, ada tamu di B.P.M, yaitu Tuan Pierre dari Prancis. Tak ada maksud tertentu, ia mengajak jalan-jalan ke Deli hingga merasa prihatin dengan keadaan buruh perkebunan di sana. Han,s menuliskan sebuah essai tentang keadaan di Deli. Ia sampai diberi teguran oleh Ibu Gurunya, Karel dan Direktur sekolahnya, Tuan Russel gara-gara essai ini. Gara-gara esainya ini, kota Medan menjadi goncang karena para gerilyawan menjadi begitu geram dengan perlakuan para mandor perkebunan di Deli.Julico
Seandainya kamu di sini Han,s. Aku akan bahagia sekali menghabiskan waktu meski di luar begitu berbahaya. Aku bersyukur pernah dipertemukan denganmu Han,s. Kamu memang bagian terbaik dalam hidupku Han,s hingga waktuku kini tak terasa kosong lagi. Kau Han,s, kaulah yang mengisinya. Aku hanya takut bila kita tak pernah bersama dan berjumpa lagi Han,s.
Han,s
Ketika itu, kau bilang ini bukan urusan kita, tapi kurasa kau telah salah karena mereka juga manusia, sama seperti kita, punya mata dan pikiran. Kata hatiku tak bisa menerima kenyataan itu.
Tuan Pierre
Kalau kau selalu merasa membela satu nyawa manusia itu masih ada harganya, meskipun kau telah kalah untuk menyelamatkan nyawa itu, artinya kau sudah menang melawan ketidakdilan itu, ingat-ingat perkataanku ini.
Julico, Medan, dan Pangkalan Brandan. Tiga hal yang berarti dalam hidup Han,s. Bagaimana, ketika Han,s harus meninggalkan ketiganya? Tidak hanya hatinya yang terluka, tapi juga perasaannya. Yuk segera baca saja novel ini…
Ketika itu, kau bilang ini bukan urusan kita, tapi kurasa kau telah salah karena mereka juga manusia, sama seperti kita, punya mata dan pikiran. Kata hatiku tak bisa menerima kenyataan itu.
Tuan Pierre
Kalau kau selalu merasa membela satu nyawa manusia itu masih ada harganya, meskipun kau telah kalah untuk menyelamatkan nyawa itu, artinya kau sudah menang melawan ketidakdilan itu, ingat-ingat perkataanku ini.
Julico, Medan, dan Pangkalan Brandan. Tiga hal yang berarti dalam hidup Han,s. Bagaimana, ketika Han,s harus meninggalkan ketiganya? Tidak hanya hatinya yang terluka, tapi juga perasaannya. Yuk segera baca saja novel ini…
Friday, 23 January 2015
Novel "Anak-anak Minyak", Cerita Murid H.B.S Mengenal Indonesia (Terbit Januari 2015)
Kini kupegang jari-jari tangannya. Kurasakan begitu halus dengan kuku yang begitu berwarna putih. Kami berdua mulai bercerita tentang Brandan lagi, tentang pasirnya yang putih dan debur halus ombak yang biru dengan buihnya. Dulu, Julico bertanya tentang siapa penemu minyak bumi pertama kali di Brandan kepadaku. Aku tak bisa menjawab. Jawabnya yaitu Tuan Aeliko Janszoon Zijlker. Orang yang tak pernah kukenal, tapi menjadi kuketahui gara-gara Julico. Entah, seperti apa rupanya. Indonesia adalah nama bangsaku, bukan Hindia.
Latar tempat cerita ini bernama Pangkalan Brandan. Sebuah nama daerah yang memang terdengar asing di telinga kita, tapi memiliki nilai sejarah yang harus diketahui banyak orang semasa Pemerintahan Kolonial Belanda karena penghasil minyak bumi atau emas hitam pertama di Hindia.
Han,s, kelahiran Gorontalo, memiliki sebuah pengalaman yang tak terlupakan seumur hidupnya di Pangkalan Brandan dan kota Medan, Sumatera Utara. Latar belakang cerita ini adalah era jaman Hindia Belanda.
Papanya, seorang kerani perusahaan minyak Belanda, yaitu B.P.M. Karena itu, Han,s dapat merasakan pendidikan yang cukup, yaitu H.B.S di kota Medan.
Pengalamannya yang menarik terjadi dari Pangkalan Brandan hingga Medan. Ia begitu tertarik dengan alamnya. Ia mempunyai tiga kawan di H.B.S, yaitu Thamrin, Rustam, dan Yohan. Ia juga berkenalan dengan gadis cantik, yaitu Julico dan Lauren,s Kakaknya, seorang Belanda. Dengan tukang cukur, Pak Wursito dari Jawa, ia juga berkenalan. Pak Bilson, seorang pekerja B.P.M, memberikannya banyak info tentang Jong Bataks dan pergerakkan lainnya.
Karena latar belakangnya Papanya yang di B.P.M, Han,s pernah diajak ke pesta-pesta dari perusahaan minyak tersebut. Suatu kali, ada tamu di B.P.M, yaitu Tuan Pierre dari Prancis. Tak ada maksud tertentu, ia mengajak jalan-jalan ke Deli hingga merasa prihatin dengan keadaan buruh perkebunan di sana. Han,s menuliskan sebuah essai tentang keadaan di Deli. Ia sampai diberi teguran oleh Ibu Gurunya, Karel dan Direktur sekolahnya, Tuan Russel gara-gara essai ini.
Gara-gara esainya ini, kota Medan menjadi goncang karena para gerilyawan menjadi begitu geram dengan perlakuan para mandor perkebunan di Deli.
Julico, Medan, dan Pangkalan Brandan. Tiga hal yang berarti dalam hidup Han,s.
Bagaimana, ketika Han,s harus meninggalkan ketiganya?
Tidak hanya hatinya yang terluka, tapi juga perasaannya.
Yuk segera baca saja novel ini…
Julico, anak perempuan dari pejabat penting perusahaan minyak Belanda
Seandainya kamu di sini Han,s. Aku akan bahagia sekali menghabiskan waktu meski di luar begitu berbahaya. Aku bersyukur pernah dipertemukan denganmu Han,s. Kamu memang bagian terbaik dalam hidupku Han,s hingga waktuku kini tak terasa kosong lagi. Kau Han,s, kaulah yang mengisinya. Aku hanya takut bila kita tak pernah bersama dan berjumpa lagi Han,s.
Han,s, murid H.B.S dan anak laki-laki dari seorang kerani perusahaan minyak Belanda
Ketika itu, kau bilang ini bukan urusan kita, tapi kurasa kau telah salah karena mereka juga manusia, sama seperti kita, punya mata dan pikiran. Kata hatiku tak bisa menerima kenyataan itu.
Han,s, kelahiran Gorontalo, memiliki sebuah pengalaman yang tak terlupakan seumur hidupnya di Pangkalan Brandan dan kota Medan, Sumatera Utara. Latar belakang cerita ini adalah era jaman Hindia Belanda.
Papanya, seorang kerani perusahaan minyak Belanda, yaitu B.P.M. Karena itu, Han,s dapat merasakan pendidikan yang cukup, yaitu H.B.S di kota Medan.
Pengalamannya yang menarik terjadi dari Pangkalan Brandan hingga Medan. Ia begitu tertarik dengan alamnya. Ia mempunyai tiga kawan di H.B.S, yaitu Thamrin, Rustam, dan Yohan. Ia juga berkenalan dengan gadis cantik, yaitu Julico dan Lauren,s Kakaknya, seorang Belanda. Dengan tukang cukur, Pak Wursito dari Jawa, ia juga berkenalan. Pak Bilson, seorang pekerja B.P.M, memberikannya banyak info tentang Jong Bataks dan pergerakkan lainnya.
Karena latar belakangnya Papanya yang di B.P.M, Han,s pernah diajak ke pesta-pesta dari perusahaan minyak tersebut. Suatu kali, ada tamu di B.P.M, yaitu Tuan Pierre dari Prancis. Tak ada maksud tertentu, ia mengajak jalan-jalan ke Deli hingga merasa prihatin dengan keadaan buruh perkebunan di sana. Han,s menuliskan sebuah essai tentang keadaan di Deli. Ia sampai diberi teguran oleh Ibu Gurunya, Karel dan Direktur sekolahnya, Tuan Russel gara-gara essai ini.
Gara-gara esainya ini, kota Medan menjadi goncang karena para gerilyawan menjadi begitu geram dengan perlakuan para mandor perkebunan di Deli.
Julico, Medan, dan Pangkalan Brandan. Tiga hal yang berarti dalam hidup Han,s.
Bagaimana, ketika Han,s harus meninggalkan ketiganya?
Tidak hanya hatinya yang terluka, tapi juga perasaannya.
Yuk segera baca saja novel ini…
Seandainya kamu di sini Han,s. Aku akan bahagia sekali menghabiskan waktu meski di luar begitu berbahaya. Aku bersyukur pernah dipertemukan denganmu Han,s. Kamu memang bagian terbaik dalam hidupku Han,s hingga waktuku kini tak terasa kosong lagi. Kau Han,s, kaulah yang mengisinya. Aku hanya takut bila kita tak pernah bersama dan berjumpa lagi Han,s.
Han,s, murid H.B.S dan anak laki-laki dari seorang kerani perusahaan minyak Belanda
Ketika itu, kau bilang ini bukan urusan kita, tapi kurasa kau telah salah karena mereka juga manusia, sama seperti kita, punya mata dan pikiran. Kata hatiku tak bisa menerima kenyataan itu.
Tuan Pierre, seorang insinyur dari Prancis yang bekerja di perusahaan minyak Belanda
Kalau kau selalu merasa membela satu nyawa manusia itu masih ada harganya, meskipun kau telah kalah untuk menyelamatkan nyawa itu, artinya kau sudah menang melawan ketidakdilan itu, ingat-ingat perkataanku ini.
Penulis : ImperialJathee
Judul : Anak-anak Minyak
ISBN : 978-979-29-4698-7
Ukuran : 13 x 19
Jumlah Halaman : iv + 428
Penerbit : Sheila, Penerbit Andi
Penulis : ImperialJathee
Judul : Anak-anak Minyak
ISBN : 978-979-29-4698-7
Ukuran : 13 x 19
Jumlah Halaman : iv + 428
Penerbit : Sheila, Penerbit Andi
Friday, 16 January 2015
Hanya Cinta Saja, Masak?
Cinta itu melayang-layang. Tak tertangkap tangan. Terbang di antara manusia. Mempunyai dunianya sendiri. Menentukan nasibnya sendiri. Terkadang hinggap di sebuah hati tanpa diduga tanpa disangka-sangka, lalu pergi dengan begitu saja. Cinta bisa membuat nelangsa seseorang. Cinta itu universal luas tanpa alasan dan tidak pernah bisa dijelaskan.
Hari ini, saya sedang berpikir ngawur. Entahlah, di kepala hanya muncul soal relatif. Semuanya itu relatif. Setiap cinta pasti mengisyaratkan hal-hal yang indah atau meneduhkan, tapi gara-gara cinta orang bisa berbuat tidak indah. Agama juga seperti itu. Setiap cinta pasti baik, tapi karena cinta, orang menjadi berbuat tidak baik. Terbaca klise ya, tapi memang begitulah kenyataannya.
Semua orang pasti mengenal cinta. Beberapa mengenalnya secara asal-asalan dan banyak lagi mengenalnya secara sepenuh hati. Di sekitar kita, cinta seringkali dipahami seperti mengiyakan ketika ditembak cinta oleh seseorang, menemaninya ke bioskop, mendengarkan keluhannya, memberi uang, memberi senyuman, menemaninya pergi ke mana pun, dll. Apakah sebatas itu? Tentu tidak. Biarkanlah semua orang menafsirkan cinta dengan caranya masing-masing. Barangkali karena definisinya menurut penilaian setiap orang, orang pun seringkali kecewa dengan apa yang dia tahu tentang cinta itu. Inilah yang terjadi, cinta seringkali tidak seperti yang kita harapan.
Artinya, semua yang baik belum tentu bisa diterima dengan kebaikannya, tapi justru menimbulkan keburukan. Inilah yang terjadi di sekitar kita, tak ada pasti. Semuanya serba relatif. Ada yang bilang punya hubungan cinta yang banyak menyenangkan, tapi beberapa justru dikejar-kejar perasaan khawatir jika ketahuan si ini dan si itu. Tentu semua ini masih bisa didebat, dibantah, atau didiskusikan karena ini hanya corat-coret saja. Tak perlu dipikirkan ya...
Link yang membuktikan, gara-gara cinta, orang berbuat nekat.
Hari ini, saya sedang berpikir ngawur. Entahlah, di kepala hanya muncul soal relatif. Semuanya itu relatif. Setiap cinta pasti mengisyaratkan hal-hal yang indah atau meneduhkan, tapi gara-gara cinta orang bisa berbuat tidak indah. Agama juga seperti itu. Setiap cinta pasti baik, tapi karena cinta, orang menjadi berbuat tidak baik. Terbaca klise ya, tapi memang begitulah kenyataannya.
Semua orang pasti mengenal cinta. Beberapa mengenalnya secara asal-asalan dan banyak lagi mengenalnya secara sepenuh hati. Di sekitar kita, cinta seringkali dipahami seperti mengiyakan ketika ditembak cinta oleh seseorang, menemaninya ke bioskop, mendengarkan keluhannya, memberi uang, memberi senyuman, menemaninya pergi ke mana pun, dll. Apakah sebatas itu? Tentu tidak. Biarkanlah semua orang menafsirkan cinta dengan caranya masing-masing. Barangkali karena definisinya menurut penilaian setiap orang, orang pun seringkali kecewa dengan apa yang dia tahu tentang cinta itu. Inilah yang terjadi, cinta seringkali tidak seperti yang kita harapan.
Artinya, semua yang baik belum tentu bisa diterima dengan kebaikannya, tapi justru menimbulkan keburukan. Inilah yang terjadi di sekitar kita, tak ada pasti. Semuanya serba relatif. Ada yang bilang punya hubungan cinta yang banyak menyenangkan, tapi beberapa justru dikejar-kejar perasaan khawatir jika ketahuan si ini dan si itu. Tentu semua ini masih bisa didebat, dibantah, atau didiskusikan karena ini hanya corat-coret saja. Tak perlu dipikirkan ya...
Link yang membuktikan, gara-gara cinta, orang berbuat nekat.
- http://www.tribunnews.com/regional/2014/04/25/samsuni-terjun-bebas-dari-kapal-feri-karena-cintanya-diputus-pacar
- http://metro.sindonews.com/read/889108/31/diputus-cinta-cecep-nekat-gantung-diri-1407415033
- http://buser.liputan6.com/read/36770/karena-cinta-waria-membunuh-lalu-mencincang-korban
- http://megapolitan.kompas.com/read/2014/04/06/1533302/Tak.Terima.Cinta.Ditolak.Mantan.Kekasih.Disekap
Tuesday, 6 January 2015
Menjadi Berbeda, Menjadi Lain dari yang Berbeda...
Berbeda akhir-akhir ini identik menjadi hal yang menakutkan atau membanggakan. Tidak hanya dalam Pemilu 2014 tahun lalu, bahkan di lingkungan terkecil kita, misal tempat kerja atau pertemanan. Berbeda menjadi barang haram atau tabu. Kita pasti akan mendapat perlawanan dari arus utama yang biasanya kuat dan menghanyutkan. Tidak menjadi dari kebanyakan tentu bukanlah hal yang mudah. Menjadi lain dari khalayak umum pasti akan menjadi sasaran pembicaraan, misal mendapat pujian atau malah menjadi bahan gosip, caci maki, atau cibiran. Berbeda bisa dalam banyak hal, yaitu berbeda pandangan, keyakinan, atau berbeda pilihan. Namun, seringkali, kita merasa berada di persimpangan belum memilih untuk menjadi berbeda. Pertanyaannya, apakah kita akan seperti itu terus? Bila melihat banyak sejarah orang-orang besar, konsekuensi dari menjadi berbeda ada dua, kita akan lebur atau terbang semakin tinggi.
Di tahun 2015 ini, harapannya tentu harus berbeda dengan tahun 2014. Terserah pilihan kita, ingin menjadi lebih baik, menuju ke arah positif, atau kita malah jatuh dalam pesimisme-pesimisme yang tidak perlu dipikirkan. Satu hal yang perlu diingat adalah waktu tidak bisa dikembalikan. Untuk itu, pergunakan waktu dengan baik yang tentunya akan menjadi kebanggan di masa depan ketika kita tua. Berbeda memang memiliki dua definisi yang pasti, yaitu penolakan atau penerimaan. Selamat mencoba menjadi berbeda, rasakanlah...
Masih banyak jalan lain untuk menjadi berbeda...
Subscribe to:
Posts (Atom)